Khotbah Jumat Oktober - Fatah
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Selawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Tidak lupa berwasiat untuk meningkatkan takwa kepada Allah sebagai bekal kebahagiaan duni akhirat.
Dalam suasana
pandemi yang tak kunjung usai ini, hendaklah masing-masing dari kita untuk
instrospeksi diri sekaligus mengambil pelajaran/hikmah dari ujian Allah ini.
Yang pertama,
hendaklah kita semua semakin yakin bahwa Allah swt Kuata atas segala sesuatu.
Kuasa menciptakan makhluk yang tak kasat mata, yang ‘menggoncang’ hampir semua
belahan dunia. Segala aktifitas mulai terbatasi, sekolah dilakukan di rumah,
bekerja harus sesuai prosedur, dan lain sebagainya. Semua ini menunjukkan
kepada kita betapa kuasanya Allah swt. dan betapa lemahnya kita semua. Oleh
kaenanya patut buat kita untuk kembali kepada Allah swt.
Yang kedua,
hendaknya masing-masing kita semakin sadar bahwa kita hidup di dunia ini
hanyalah sementara. Setidaknya menurut informasi terbaru, kasus meninggal yang
terkonfirmasi di wilayah Jawa Tengah sudah mencapai 2.252 orang. Ini belum yang
tidak terkonfirmasi.
Oleh
karenanya, sudah sepantasnya buat kita untuk mempersiapkan diri dengan
memperbanyak bekal amal saleh. Jangan sampai justru kita terlena dengan
aktivitas di rumah, tanpa mempersiapkan amal ibadah.
Untuk amal
ibadah, selain amalan-amalan yang rutin, Rasulullah saw. secara khusus memberi
penekanan agar kita juga memerhatikan amal ibadah yang kekal, yang tidak akan
terputus walau nyawa sudah terputus. Rasulullah saw. bersabda:
إذا
مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو
له
Ada tiga
amalan yang akan terus mengalir pahalanya di saat seseorang telah meninggal.
Yang pertama adalah sedekah jariyah.
Yang dimaksud
dengan sedekah jariyah adalah wakaf. Harta yang kita wakafkan untuk kebaikan,
semisal dalam pembangunan masjid, madrasah, sekolah, sumber mata air, jalan
adalah merupakan diantara amalan-amalan yang pahalanya akan terus mengalir
selama harta wakaf tersebut masih dimanfaatkan.
Oleh karenanya, Rasululah saw. amat senang saat melihat sahabat-sahabatnya mewakafkan hartanya di jalan kebaikan.
Kemudian,
amalan kedua yang terus mengalir adalah ilmu yang bermanfaat.
Ilmu yang
bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan, diajarkan, dan disebarkan. Jika Anda
seorang guru, maka potensi untuk mendapatkan amalan ini sangatlah besar. Dengan
ilmu yang diajarkan, maka selama anak didik tersebut mengamalkan ilmu tersebut,
maka pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang mengajar walau sudah
meninggal. Jika Anda sebagai orang tua, mengajarkan putra putrinya akhlak yang
baik, maka selama itu pula, pahalanya akan tetap mengalir. Termasuk dalam
lingkup ini, adalah jika Anda seorang pejabat, mengeluarkan peraturan/program
yang bermanfaat untuk rakyat banyak. Maka selama program tersebut masih
dijalankan, selama itu pula, pahalanya akan tetap mengalir.
Rasulullah
saw. bersabda:
من
دل على خير فله مثل أجر فاعله
مَنْ
سَنَّ فِـي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ
بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ ، وَمَنْ
سَنَّ فِـي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِـّئَةً ، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ
مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ
شَيْءٌ
Selanjutnya, amalan ketiga yang terus mengalir adalah anak saleh yang mendoakan kedua orang tuanya. Keberadaan anak saleh merupakan anugerah terindah yang dimiliki oleh orang tua. Saat orang tua masih hidup, anak saleh akan terus berbakti, memuliakan, dan menjaga nama baik kedua orang tuanya. Demikian pula, saat orang tua sudah meninggal, doa mereka, amalan mereka akan terus bermanfaat dan terasa bagi orang tuanya. Saat anaknya membacakan yasin, maka kemanfaatannya sampai kepada orang tuanya yang telah meninggal. Saat anaknya bersedekah atas nama orang tua, maka sedekah itu pula sampai kepada orang tuanya.
Maka beruntunglah
kita yang saat ini mau mendidik putra putri kita agar menjadi anak-anak yang
saleh, taat kepada Allah swt. sehingga akhirnya nanti diharapkan menjadi
investasi yang luar biasa di hadapan Allah swt..
Penyebutan
doa anak saleh kepada kedua orang tua dalam hadis ini tidak lantas, doa orang
lain tidak sampai kepada si mayit. Namun disebutkannya anak saleh karena anak
adalah orang yang paling dekat dengan si mayit. Orang yang paling potensial
untuk selalu ingat kepada si mayit, sehingga akan selalu mendoakannya. Dia
adalah penerus si mayit sekaligus ahli warisnya.
Sedangkan doa
para kerabat, para tetangga, murid, santri pun tetap sampai kepada si mayit.
Oleh karenanya, penting buat kita juga untuk berbuat baik kepada kaum kerabat
dan para tetangga, agar nantinya saat nyawa kita diambil, mereka juga ikut
mendoakan. Karena doa mereka akan tetap sampai dan memberi manfaat kepada
seseorang walau nyawa sudah tidak ada lagi.
Maasyiral
muslimin rahimakumullah.
Maka melalui
mimbar ini, mari sama-sama kita berdoa kepada Allah semoga Allah swt. selalu
memberikan kekuatan kepada kita untuk beramal saleh, memberikan taufik untuk
ringan dalam ketaatan, dan mengaruniakan kepada kita semua akhir yang baik
yaitu husnul khatimah. Amin ya rabbal alamin.
Tidak ada komentar untuk "Khotbah Jumat Oktober - Fatah"
Posting Komentar